Banyak kota di Indonesia yang menjadi kota pendidikan dengan memiliki kampus unggulannya. Ada Bandung dengan ITB nya, ada Semarang dengan Undip nya, ada Surabaya dengan Airlangga nya, ada Depok dengan UI nya, ada Bogor dengan IPB nya, ada Malang dengan Brawijaya nya, dan tentu saja ada Yogyakarta dengan UGM nya. Dari banyaknya kota yang menyandang gelar kota pendidikan, Kota Yogyakarta—atau setidak-tidaknnya Daerah Istimewa Yogyakarta—tetaplah yang terbaik.
Sebagai alumni Yogyakarta, saya ingin berbagi pandangan, mengapa Jogja layak dijadikan kawah perjuangan menuntut ilmu bagi pembaca sekalian. Waktu 4 tahun menempuh pendidikan Strata 1 merupakan waktu utama untuk menggembleng perjalanan hidup kita. Saya merasakan, waktu kuliah adalah waktu terbaik saya selama hidup. Mari saya jabarkan beberapa alasan mengapa Jogja sangat layak menjadi destinasi kuliah.
- Kampus-Kampus di Jogja Memiliki Kualitas yang Hebat
Yogyakarta merupakan gudang kampus. Ada UGM yang merupakan kampus terbaik di tanah air. Ada UNY yang merupakan kampus pendidikan terbesar di Indonesia. Ada UIN Jogja yang bersaing sebagai UIN terbaik. Ada UII yang merupakan kampus swasta terbaik. Ada UMY yang digadang-gadang kampus terbaiknya Muhammadiyah. Dan tahukah kamu, Jogja memiliki hampir 136 unit pendidikan tinggi, baik yang berbentuk Sekolah Tinggi, Institut, maupun Universitas. Dengan banyaknya kampus di Jogja, ratusan ribu perantau dari kalangan mahasiswa berbondong-bondong datang ke Jogja.
- Kota Jogja, Kota yang Lengkap
Walau Kota Jogja tidak sebesar kota-kota lain di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Semarang, tapi hampir semua kebutuhan kita tersedia di Jogja. Apapun yang ada di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, hampir 90% ada semua di Jogja. Mau nonton bioskop? Jelas ada. Mau karaokean? Ada banyak. Mau hiburan ke pantai? Ada lah. Mau muncak? Ada juga. Apalagi yang nggak ada? Hampir semuanya ada di Jogja.
- Posisi Jogja Sangat Strategis di Pulau Jawa
Saat saya kuliah di Jogja, saya selalu mengisi waktu libur dengan traveling. Posisi Jogja hampir bisa menjangkau destinasi terbaik di Pulau Jawa dengan motoran. Mau ke Dieng? Kurang lebih 3 atau 4 jam. Mau ke Pacitan? Sama juga, hampir 4 jam. Mau ke Ponggok di Klaten? Itu cuma butuh waktu 2 jam. Mau ke Kota Solo dan Solo Baru? Sekitar 2,5 jam. Mau ke Semarang? Sekitar 4 jam. Bahkan dengan posisinya yang hampir ditengah-tengah pulau Jawa, Jogja sangat nyaman menjadi start perjalanan ke beberapa kota besar, misalnya ke Surabaya yang merupakan kota metropolitan di timur Jawa (hanya 6 jam dengan kereta), atau ke Bandung (sekitar 8 jam dengan kereta), atau ke Jakarta (sekitar 10 jam dengan kereta).
- Biaya Hidup yang Murah
Dibanding dengan kota-kota lainnya di Pulau Jawa, Jogja sangat ramah kantong bagi para perantau. Bayangkan saja, kamu bisa mendapatkan harga kos-kosan sekitar 2,5 juta pertahun, yang itu artinya harganya hanya 208.000 per bulan. Dimana lagi ada kos-kosan semurah ini di kota lain. Sebagai perbandingan, di Jakarta misalnya, harga kos-kosan yang termurah itu 500.000 perbulan, itupun ada yang masih menggunakan triplek. Jauh kan? Belum masalah makanan. Nasi kucing 2 (harga 3000), gorengan 2 (1000), dan es teh (1500), cukup untuk mengisi sarapan di pagi hari.
- Masyarakatnya Ramah dan Berwawasan Luas
Selain terkenal ramah, masyarakat Jogja juga terkenal memiliki wawasan yang luas. Jangan kaget, saat kamu nongkrong-nongkrong di angkringan, obrolan bapak-bapak disana itu sering membicarakan isu-isu nasional, mulai dari politik, hukum, ekonomi dan pembangunan, serta hal-hal sensitif lainnya. Sebagai perantau, hidup ditengah-tengah masyarakat yang berwawasan luas merupakan mitra terbaik dalam menunjang peningkatan kehidupan pribadi menjadi lebih dewasa dan berkualitas.
Itulah 5 hal penting yang menjadi alasan saya menganggap Jogja sebagai kawah bagi manusia-manusia hebat. Hampir banyak tokoh-tokoh nasional yang kita kenal di panggung Nasional, memiliki hubungan historis dengan Kota Jogja. Jika kamu ingin mengukir sejarah bagi kehidupanmu, mari datanglah ke Jogja…
~~~~~~~~~~~~~~~~
Ditulis oleh : Idik Saeful Bahri
(idikms@gmail.com)
~~~~~~~~~~~~~~~~