Jika merujuk pada istilah bahasa, boss dalam bahasa Inggris memiliki makna kepala, atasan, dan majikan. Istilah bos ini jika ditarik menjadi kata kerja, artinya adalah “main perintah”, atau bahasa lainnya adalah suka mengatur-ngatur. Itu istilah bos dalam kajian bahasa, sekaligus yang dipahami di masyarakat. Sementara istilah leader, dalam bahasa Inggris bermakna pemimpin.
Sepintas, istilah boss dan leader ini memiliki kesamaan, namun dalam tataran teknis dan praktik, kedua istilah ini sangat jauh berbeda, utamanya jika dinilai dari bawahan atau para pegawainya. Istilah boss dan leader ini adalah kualitas jati diri seseorang, bukan istilah jabatan. Bisa saja dalam sebuah perusahaan, seseorang disebut sebagai boss, namun karakternya adalah seorang leader. Atau bisa juga dalam sebuah institusi, yang diharapkan adalah mental leader, namun kenyataannya malah bermental boss.
Ada beberapa perbedaan antara boss dan leader ini, setidaknya yang pernah saya rasakan langsung. Berikut adalah 6 perbedaan antara boss dan leader yang mungkin dirasakan juga oleh setiap pegawai.
- Boss merasa harus dilayani, sementara Leader merasa harus melayani
Perbedaan paling mencolok antara boss dan leader adalah perasaan dia saat memiliki bawahan atau pegawai. Jika anda memiliki bawahan dan menganggap bahwa bawahan anda harus dan wajib melayani anda, itu berarti anda adalah seorang boss. Namun jika anda justru berpikir untuk melayani bawahan anda, maksudnya adalah membantu bawahan untuk menunjukkan kinerja terbaiknya dengan memberi kemudahan fasilitas bagi bawahan anda, maka anda sudah termasuk sebagai seorang leader.
Contoh konkretnya, seorang boss akan menuntut bawahannya untuk melakukan A dan B tanpa mau mengetahui kendala yang dihadapi. “Pokoknya harus jadi…!!”, adalah kalimat yang pasti keluar dari seorang boss. Berbeda dengan leader, saat meminta bawahannya mengerjakan sesuatu, seorang leader akan membantu mengatasi hambatan utama jika bawahan itu mengalami kendala. Itu bentuk melayani dari seorang leader kepada bawahannya. Seorang leader tidak akan pernah acuh pada permasalahan yang dihadapi bawahannya. Dia akan mencarikan solusi, bahkan membantu menyelesaikan kendala yang dihadapi agar pekerjaan bawahannya bisa selesai.
- Boss kerjanya memerintah, sementara Leader kerjanya mengajak atau berkolaborasi
Perbedaan nomor 2 ini tidak terlepas dari hal nomor 1 diatas, dimana jika seseorang itu merasa bahwa dirinya haru dilayani, maka kerjaan utama dia akan memerintah bawahannya. Berbeda dengan seorang leader, karena dia merasa harus melayani, maka yang dia butuhkan bukan memerintah, tapi mengajak.
Konotasi memerintah dan mengajak memang cenderung mirip, namun jelas terasa berbeda dirasakan bawahannya. Dari segi bahasa pun, istilah memerintah dan mengajak adalah dua hal yang berbeda. Memerintah (asal katanya perintah) artinya suatu perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu. Memang secara bahasa tidak disebutkan rinci, namun dalam praktik, memerintah ini biasanya 1 arah, dari si pemberi perintah memberi komando kepada pihak yang diberi perintah, sehingga yang mengerjakan seluruhnya adalah si penerima perintah.
Berbeda dengan mengajak, secara bahasa bermakna menyilakan atau meminta untuk turut atau ikut melakukan sesuatu. Itu berarti, seorang leader ketika meminta bawahannya melakukan sesuatu, dia juga turut serta membantu meringankan pekerjaan bawahannya, baik langsung maupun tidak langsung (membantu dibelakang layar).
- Boss memarahi di muka umum, sementara Leader memarahi 4 mata
Jika ada kesalahan yang dilakukan bawahan, kita bisa menilai secara jelas, kualitas seseorang itu disebut sebagai boss atau leader. Jika mental atasan adalah memarahi bawahannya di depan umum (apapun tujuannya), biasanya itu ciri orang bermental boss. Walaupun niatnya mungkin baik, agar bawahan yang lain bisa mengetahui kesalahan seorang bawahan, sehingga tidak diulangi oleh bawahan yang lainnya. Namun tetap saja itu bentuk mempermalukan. Apalagi jika tujuan utamanya sudah jelek ingin menjatuhkan atau mempermalukan, jelas itu ciri boss yang buruk.
Berbeda dengan leader, saat mengetahui ada bawahannya yang melakukan kesalahan, dia akan memanggil bawahannya itu dan akan dinasihati atau dimarahi secara pribadi (4 mata). Jika seorang leader ingin agar bawahan yang lain tidak melakukan kesalahan yang sama, dia akan mengumumkannya tanpa menyebut kesalahan bawahan yang bersangkutan. Itu ciri-ciri leader. Bahkan lebih hebat lagi, seorang leader tidak akan mengumumkan kesalahan yang dimaksud, namun memberi tahu secara pribadi kepada bawahan-bawahan lain yang “berpotensi” akan melakukan kesalahan yang sama, biasanya untuk bawahan-bawahan yang jabatannya sama.
- Boss mengintimidasi, sementara Leader menginspirasi
Seorang boss akan mudah mengintimidasi bawahannya, sehingga suasana di dalam kantor akan terasa menegangkan. Sebagaimana di poin nomor 2, bahwa boss kerjaannya banyak memerintah, sehingga dia jarang melakukan sesuatu. Itu jelas akan membuat bawahannya tidak menaruh respect. Berbeda dengan leader yang ikut membantu menyelesaikan sebuah masalah atau kendala. Ia akan banyak mendapatkan simpati dan respect dari bawahannya, sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang leader menginspirasi bawahannya. Suasana kantor juga terasa cair dan membuat nyaman para pegawai.
- Boss banyak membuat aturan, sementara Leader hanya membuat aturan paling penting
Karena boss memiliki sifat ingin dilayani, maka dia akan membuat banyak aturan agar apa saja yang dia kehendaki bisa dikerjakan dengan baik oleh bawahannya. Seorang boss tidak menginginkan adanya celah yang bisa dimanfaatkan oleh bawahannya, sehingga dia akan menambal setiap celah apapun dengan aturan yang tegas.
Berbeda dengan seorang leader, dia hanya membutuhkan aturan-aturan paling penting saja, tanpa menekan bawahan untuk hal-hal yang sifatnya sangat teknis. Seorang leader memiliki interaksi yang baik dengan para bawahannya, sehingga dia memiliki kepercayaan yang tinggi pada perilaku bawahannya.
- Boss mengejar nilai, sementara Leader mengejar stabilitas kinerja
Jika sebuah instansi atau perusahaan memiliki target penilaian, seorang boss biasanya akan mengejar itu. Menjadi instansi terbaik, menjadi perusahaan dengan income terbesar, menjadi lembaga paling ini dan itu, adalah salah satu ambisi dari seorang boss.
Berbeda dengan seorang leader yang justru mengedepankan stabilitas. Pengejaran nilai dan penghargaan instansi atau perusahaan yang itu merusak stabilitas kinerja, akan dihindari oleh seorang leader. Bagi orang yang bermental leader, stabilitas dan kenyamanan pegawai adalah prioritas utama. Seorang leader akan mengedepankan proses, sementara boss akan mengedepankan hasil.
Itulah beberapa perbedaan boss dan leader yang saya alami sendiri, baik saya sebagai bawahan maupun sebagai atasan. Saya juga menilai, kadangkala saya berada dalam mental boss, kadangkala juga bermental leader. Sebagai sebuah mental perilaku, istilah boss dan leader ini bisa menghinggapi orang yang sama. Dalam periode tertentu, seseorang itu sangat nge-boss sekali, namun di periode yang lain, bisa jadi perilakunya menjadi leader. Sekian.
~~~~~~~~~~~~~~
Ditulis oleh : Idik Saeful Bahri
(idikms@gmail.com)
~~~~~~~~~~~~~~