Nasab

AKAR KETURUNAN IDIK SAEFUL BAHRI

 

Nasab atau silsilah merupakan salah satu cara menilai seseorang. Walaupun tidak seluruhnya benar, namun kebanyakan orang baik lahir dari keluarga yang baik.

Penjabaran nasab disini tidak dimaksudkan untuk unjuk gigi terhadap kualitas keluarga. Halaman ini dibuat untuk menelusuri jejak keturunan Idik Saeful Bahri, sehingga pembaca bisa merunut latar belakangnya. Selain itu, halaman ini juga dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahim jika seandainya pembaca termasuk dalam keluarga yang nama leluhurnya tercatat dalam nasab atau silsilah ini.

Idik Saeful Bahri merupakan anak ke empat dari empat bersaudara (anak paling kecil) dari pasangan Ero Sutara (H. Komar) dan Anah Nurlaenah (Hj. Komariyah). Memiliki 3 orang kakak, yaitu:

  1. Iyan Moch Sopyan;
  2. Iyus Rusliana;
  3. Rini Herawati.

 

Dari gambar diatas, terlihat bahwa silsilah dari jalur ayah hanya tercatat beberapa generasi keatasnya saja. Bisa dijabarkan berikut:

  1. Idik Saeful Bahri bin Ero Sutara;
  2. Ero Sutara bin Enco Kasa;
  3. Enco Kasa bin Sacadiun.

Jalur nasab dari jalur ayah ini memang sangat sulit dilacak dan menjadi tantangan tersendiri dalam melengkapi silsilah keluarga. Hal ini disebabkan karena kurangnya narasumber atau orang-orang sepuh yang bisa dimintai informasi. Selain itu, nasab dari jalur ayah juga tidak memunculkan tokoh-tokoh penting, sehingga cenderung tidak memiliki catatan nasab.

Berbeda dengan jalur ibu yang dianggap cukup lengkap. Nasab Idik Saeful Bahri dari jalur ibu ini bahkan tersambung hingga Eyang Hasan Maolani, seorang tokoh perjuangan dari Kuningan-Cirebon saat masa penjajahan di abad ke 19. Eyang Hasan Maolani ini diasingkan oleh Belanda hingga ke Minahasa, Sulawesi Utara, karena dianggap sebagai orang yang berbahaya.

Nasabnya hingga Eyang Hasan Maolani dapat diuraikan berikut:

  1. Idik Saeful Bahri bin Anah Nurlaenah;
  2. Anah Nurlaenah binti Encum;
  3. Encum binti Mioh Robiah;
  4. Mioh Robiah binti Arimi;
  5. Arimi binti Akhyar;
  6. Akhyar bin Hasan Maolani.

Bahkan, jika dirunut lagi, nasab dari Eyang Hasan Maolani ini masih nyambung hingga ke Syekh Sunan Gunung Djati, pendiri Kesultanan  Cirebon, dan juga bersambung hingga Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda Padjadjaran.

Berikut nasab Eyang Hasan Maolani dari jalur ayah yang bersambung hingga Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Syekh Sunan Gunung Djati, pendiri Kesultanan Cirebon.

 

Sementara nasab Eyang Hasan Maolani dari jalur ibu yang bersambung hingga Prabu Siliwangi, Sri Baduga Maharaja dari Kerajaan Sunda Padjadjaran.

Lebih-lebih jika mengikuti penelusuran sejarah yang dilakukan oleh Pangeran Raja (PR) Nasiruddin, garis nasab ini bisa dilacak hingga Nabi Adam. Pangeran Raja (PR) Nasiruddin pernah melakukan penelitian terhadap naskah-naskah yang ada dengan dibantu oleh para ahli di bidangnya dalam pertemuan agung Gotra Sawala pertama di Cirebon, penelusuran tersebut menghasilkan sebuah kitab yang diberi nama Negara Kertabhumi yang memuat bab tentang silsilah Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati dalam Tritiya Sarga, isinya sebagai berikut:[1]

 

Syarif Hidayatullah / Sayyid Al-Kamil / Susuhunan Djati / Susuhunan Cirebon

Syarif Abdullah + Nyi Hajjah Syarifah Mudaim binti Raja Pajajaran Sunda (Nyi Mas Rara Santang)

Ali Nurul Alam + Puteri Mesir

Jamaluddin Al-Husein

Al-Amir Akhmad Syekh Jalaludin

Amir Abdullah Khan

Abdul Malik (India)

Alwi ‘Ammul faqih Hadhramaut

Muhammad

Alwi

Muhammad

Ali Khali’ Qasam

Ubaidillah

Ahmad Al-Muhajir

Isa Al-Rumi

Muhammad An-Naqib

Ali Al-Uraidhi

Ja’far Ash-Shadiq (Madinah)

Muhammad Al-Baqir

Ali Zainal Abiddin

Husein As-Syahid

Sayyidah Fatimah Al-Zahra’ RA

Nabi Muhammad Rasulullah SAW / Raja Para Nabi

Abdullah

Abdul Muthalib

Hasyim

Abdul Manaf

Qusay

Kilab

Murroh

Ka’ab

Luay

Ghalib

Fihir (Quraisy)

Malik

Nadhar

Kinanah

Khuzaimah

Mudrikah

Ilyas

Mudhar

Nizar

Ma’ad

Adnan

Addi

Addad

Humaysa’

Salaman

Bista

Sahail

Jamal

Qaidar

Nabi Ismail

Nabi Ibrahim

Tarakh

Nakhur

Sarugh

Abir

Syalik

Pinan

Arfakhsyad

Sam

Nabi Nuh

Lamik

Matusyalak

Mahnauk

Yarid

Mahlail

Qinan

Anwas

Syis

Nabi Adam + Siti Hawa

 

Nasab sebagaimana diuraikan diatas tidak mutlak benar. Masih dimungkinkan adanya kekeliruan. Namun yang jelas, nasab Idik Saeful Bahri hingga Eyang Hasan Maolani cukup untuk bisa dipertanggungjawabkan. Hal ini sangat yakin karena banyaknya pengakuan dari keluarga Eyang Hasan Maolani yang lain tentang nasab dan silsilah keluarga Idik Saeful Bahri. Wallahu A’lam.

 

SALAM VESTISIAN…!

____________

[1] Bisa dilihat dalam buku: Pangeran Raja (PR) Nasiruddin, 1680, Negara Kertabumi, Cirebon: Kesultanan Cirebon.