Nama lengkap saya adalah Idik Saeful Bahri, sering dipanggil dengan nama Idik, namun juga kadang beberapa teman memanggil saya dengan nama Saeful. Lahir di Kabupaten Kuningan Jawa Barat pada tanggal 13 Februari 1994. Jenjang pendidikan yang saya tempuh dimulai dari kampung halaman sendiri, mulai dari SD Negeri 3 Lengkong, kemudian dilanjutkan ke MTs Negeri Sindangsari, dan berakhir di SMA Negeri 3 Kuningan. Selepas mengenyam pendidikan ditingkat menengah, saya merantau ke Yogyakarta untuk menempuh studi lanjutan di Perguruan Tinggi. Pada tahun 2013 saya diterima di Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Lulus dari UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2017 dengan predikat cumlaude.
Setelah selesai dari UIN Sunan Kalijaga, saya tidak lanjut menempuh studi magister, ada jeda satu semester karena saat saya lulus dari UIN Sunan Kalijaga, pendaftaran di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada sudah ditutup dan dibuka kembali di periode semester selanjutnya. Oleh karena itu, saya baru mulai masuk perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada awal tahun 2018, yaitu di semester genap. Tuntas dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada sesuai target yang ditentukan oleh fakultas yaitu dua tahun, lulus pada tanggal 31 Januari 2020, dengan predikat cumlaude diatas IPK 3,75. Saya merasa bangga lulus dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada karena dari 19 orang total mahasiswa di kelas, saya adalah satu dari dua orang laki-laki yang lulus dengan predikat cumlaude.
Selama perkuliahan, saya juga aktif melakukan aktivitas organisasi, baik organisasi intra kampus maupun ekstra kampus. Misalnya saat S1 dulu, saya pernah menjadi bagian dari Komunitas Peradilan Semu (KPS) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kaljaga, tepatnya menjadi ketua bidang hukum pidana, juga saat S2 saya aktif di Keluarga Mahasiswa Magister Hukum (KMMH) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Di Universitas Gadjah Mada, saya juga aktif menjadi ketua divisi pelatihan dan pengembahan Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) Universitas Gadjah Mada, atau Badan Eksekutif Mahasiswa ditingkat program pascasarjana UGM. Selain di internal kampus, saya juga aktif melakukan kegiatan organisasi diluar kampus, misalnya saya dipercaya oleh teman-teman difabilitas untuk menjadi ketua bidang hukum Komunitas Keluarga Inklusi (KKI) Yogyakarta. Tugasnya, saya mendampingi teman-teman difabel saat menghadapi permasalahan dilapangan, baik jika ada teman-teman difabilitas yang kurang terakomodir dalam fasilitas di universitas-universitas, maupun saat ada sengketa ketenagakerjaan dimana teman-teman difabel itu mengalami konflik pekerjaan dengan tempat dimana ia bekerja.
Selain aktif dalam kegiatan organisasi, malam harinya biasa saya isi dengan bekerja paruh aktu atau part time. Hal ini mulai saya lakukan sejak semester 3 saat kuliah S1 di UIN Sunan Kalijaga. Keterbatasan biaya untuk hidup sehari-hari dan bayar kos, membuat saya bekerja paruh waktu. Pertama kali saya bekerja paruh waktu yaitu di salah satu warung internet (warnet) di sekitar tugu Yogyakarta, dengan gaji sekitar Rp.600.000 perbulan. Kemudian setelah bekerja dari warnet, saya kirim-kirim lamaran ke tempat yang lain dan diterima sebagai karyawan di McDonald’s Malioboro Mall. Saya sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh kerja keras. Pagi hingga siang diisi dengan perkuliahan, sorenya kadang kumpul-kumpul organisasi, dan malamnya bekerja hingga dini hari. Pengalaman-pengalaman ini membuat saya hidup dalam kemandirian. Dibeberapa semester, saya sudah mampu untuk membayar biaya kuliah sendiri.
Lepas dari banyaknya aktivitas yang ada selama perkuliahan, saya tetap memiliki prioritas sendiri. Diantara kuliah, organisasi, dan pekerjaan, saya tetap mengutamakan kuliah. Ini berkaitan dengan tanggung jawab saya didepan orang tua. Oleh karenanya, walau saya mengisi hari-hari dengan kegiatan organisasi dan pekerjaan, namun kuliah saya tidak pernah saya tinggal. Saya tetap berhasil lulus tepat waktu saat S1 maupun S2, dan dua-duanya sama-sama lulus dengan predikat cumlaude. Hal ini akan tetap saya pertahankan manakala saya memenuhi persyaratan untuk mendapatkan jalur beasiswa untuk menempuh studi doktoral.
Selain beberapa kegiatan saya selama perkuliahan itu, saya juga pernah menjuarai beberapa kompetisi lokal, misalnya menjadi juara 3 dalam lomba debat di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Memang pencapaian ini bukan sesuatu hal yang istimewa, namun saya terus mengembangkan bakat saya untuk tetap bisa bersaing sehingga dapat mewujudkan setiap mimpi-mimpi saya dengan baik. Saya terus belajar dari pengalaman-pengalaman yang pernah saya hadapi. Termasuk dari bentuk pelajaran yang saya terima dari proses-proses ini adalah saya bisa lebih mudah memahami realitas sosial yang sesungguhnya, kadangkala kenyataan dilapangan berbeda dengan teori yang dipelajari didalam kelas. Terlebih di era pandemi seperti sekarang ini yang memukul banyak kehidupan di masyarakat, termasuk didalamnya adalah kehidupan saya sendiri. Beberapa rencana-rencana hidup sebelum pandemi tentu harus mulai ditata ulang, sehingga secara tidak sadar pandemi ini mengajarkan saya untuk tetap bersyukur dengan kehidupan yang ada yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ada beberapa tujuan saya di masa depan, salah satunya adalah ingin menjadi pengajar dan seorang dosen di universitas. Hal ini adalah salah satu mimpi saya. Menebarkan ilmu kepada mahasiswa dan mendampingi diskusi didalam kelas menjadi salah satu bayangan saya saat ini. Menjadi pengajar, selain merupakan tugas yang mulia, juga bisa menjadi agen perubahan ditengah-tengah masyarakat. Melalui penelitian-penelitian yang dilakukan, melalui tulisan-tulisan di media massa, akan berdampak signifikan dalam perubahan sosial masyarakat. Tulisan-tulisan yang digagas oleh seseorang yang ahli dibidangnya, utamanya dalam bidang hukum, menjadi penting di era sekarang. Hal ini untuk menjadi penengah diantara sederet perbedaan pandangan yang ekstrim ditengah-tengah masyarakat akan suatu isu tertentu. Kajian hukum bisa menjadi penengah yang objektif untuk melerai suatu polemik yang berkepanjangan.
Selain menjadi pengajar di universitas, sebagaimana saya sampaikan pula dalam rencana kontribusi, saya akan membuat suatu lembaga swadaya masyarakat dan suatu perkumpulan kemahasiswaan yang berfokus pada rencana analsis amandemen UUD NRI 1945. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan amandemen kelima yang digagas oleh beberapa pihak dan partai politik tetap berada di jalur yang tepat, dengan landasan utama prinsip-prinsip negara hukum dan demokrasi. Tentunya, hasil kajian-kajian yang dilakukan akan diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah sehingga bisa memberikan efek positif bagi bangsa ini.
Saya memang belum pernah menerima program beasiswa sekalipun, namun saya siap menerima setiap kesempatan yang diberikan dengan kinerja yang serius dan terukur, sehingga tidak mengecewakan pihak manapun. Saya selalu mengutamakan ketepatan waktu dalam bertindak dan menyusun prioritas yang utama, sehingga saya menjadi orang yang bisa diandalkan dalam memenuhi setiap tugas yang disertai dengan deadline yang ketat. Prioritas perkuliahan adalah hal yang utama, sehingga seberapa besar beban kehidupan yang lain yang saya jalani, perkuliahan akan tetap menjadi hal yang saya catat nomor satu.
~~~~~~~~~~~~~~~
Ditulis oleh : Idik Saeful Bahri
(idikms@gmail.com)
~~~~~~~~~~~~~~~