Kritik:

  1. Jenjang karier kurang prospektif. Pengangkatan seseorang untuk menduduki jabatan tertentu tidak didasarkan pada persaingan yang objektif.
  2. Selalu ada tekanan dalam pemberian nilai oleh dosen, sehingga dosen cenderung tidak independen. Termasuk dalam penginputan nilai juga tidak dilakukan oleh dosen secara langsung, sehingga rawan terjadi kesalahan input. Dan itu betul terjadi.
  3. Fasilitas yang diberikan kurang memadai. Dalam beberapa hal misalnya tempat tinggal, fasilitas untuk dosen kurang begitu baik jika dibandingkan dengan fasilitas untuk mahasiswa. Hal ini tentu akan menimbulkan persepsi, bahwa dosen dinomor duakan.

 

Saran:

  1. Perbaiki fasilitas, sehingga dosen tidak harus mengeluarkan dana tambahan untuk biaya hidup seperti kos, makan, dan jaringan internet.
  2. Berikan dosen keleluasaan dalam pemberian nilai di dalam kelas, dan berikan dosen akses untuk menginput nilai secara mandiri.
  3. Berikan skema karier yang jelas dan terukur.
  4. Usahakan untuk memberikan hak-hak dasar dosen swasta sebagai pekerja/buruh, misalnya terkait jaminan kesehatan.
  5. Dalam rekrutmen dosen baru, berikan informasi paling pahitnya terlebih dahulu. Jangan berikan informasi mengenai tunjangan ini dan itu, karena angkanya tidak begitu besar. Informasikan saja gaji pokoknya dan bilang tidak ada hal lainnya, sehingga calon dosen tidak menerka-nerka apa yg akan mereka dapatkan. Menghadirkan dosen sebanyak-banyaknya bukanlah sebuah prestasi, karena jumlah mahasiswa yang ada juga tidak begitu banyak. Kehadiran “dosen baru” juga dinilai tidak begitu urgent kecuali hanya untuk melengkapi syarat dalam proses akreditasi.

 

~~~~~~~~~~~~~~~

Ditulis oleh : Idik Saeful Bahri

(idikms@gmail.com)

~~~~~~~~~~~~~~~